Cerita Nembak Cewek: Lanti, Aku Suka Sama Kamu

“Hey,” kataku, “Hey juga,” jawabnya. Kami berdua berjalan menuju rung farmasi. Suasananya masih sangat sepi. Aku dan Lanti selalu datang lebih awal dibandingkan dengan karyawan yang lain. Kami berdua bisa dikatakan karyawan paling rajin dan tertib di perusahaan ini.

“Lanti, tau gak, tadi malam aku tidak bisa tidur loh gara-gara kamu?” aku membuka suara.

“Maksudnya?” balasnya.

“Aku tuh keingat terus dengan apa yang kamu ceritakan, waktu kamu ditugaskan menjadi SPG itu,”

“benarkah?”

“ya, ketika kamu menceritakan sambil memperagakan, mari kak minumannya, mari kak dicoba minumannya, menurutku itu sangat lucu, aku tidak bisa bayangkan jika aku ada disana. Melihat kamu beridri di bawah payung  keliling mencari konsumen. Itu seperti menyedihkan.”

“Kelihatannya memang menyedihkan, bahkan aku tak mau mengingatnya lagi,” kata Lanti sembari tersenyum.

Ruang farmasi masih terasa sepi. Bau siklamat  terasa khas bagi kami. Aku dan Lanti saling diam. Lanti asyik memainkan smartphone yang melekat di tangannya. Sedangkan aku sedang menyiapkan siasat.

“Lanti,” kataku memecahkan kesunyian di ruang farmasi.

“Ya,” balasnya.

“Kamu masih ingat dengaan kejadian bulan lalu,?”

“maksudnya,” Lanti sedikit bingung.

“Ketika kita semua di panggil untuk menghadap ke kantor, bagiku itu menjijikan,”

“ya, itu memang menyedihkan, bahkan waktu itu, aku seperti ingin muntah darah,”

“semenjak kejadian itu, semua berubah dengan cepat. Tak sedikit yang memilih mengundurkan diri dari perusahaan ini. Hanya orang yang kuatlah yang mampu bertahan lama disini,”

“Aku salut sama kamu, kamu bisa bertahan sejauh ini di perusahaan ini,” kata Lanti memuji.

“Tidak Lanti, tidak seperti itu. Seseorang telah menguatkan aku disini. Alasan itu cukup kuat untuk menjadi alasan aku bertahan disini.”

“Aku tidak mengerti dengan apa yang kamu katakana,” katanya.

“Aku suka sama kamu Lan,” kataku memberanikan diri. Jantungku terasa mau copot.

“Hahahah, jangan buat lelucon mas,” balasnya dengan seidkit tawaan.

“Aku serius, aku tidak buat lelucon. Aku benar-benar suka sama kamu.”

“Apakah kamu berpikir, jika aku dekat denganmu, lalu aku juga suka sama kamu.”

“Sekarang kamu memang tidak suka denganku, tapi apakah kamu tidak mau memberikan kesempatan untukku?” tanyaku.

“Maaf mas, disini tempat kerja, tak seharusnya kamu mendramatisir keadaan.  Aku tak pernah sedikitpun berpikir untuk suka sama kamu.”

Aku hanya diam membisu.  Aku tidak tau harus bagaimana. Pergi atau memberontak. Lalu akau paksakan lagi untuk meminta jawaban yang kedua kalinya.

“Apakah kamu tidak ingin berikan aku kesempatan?”

“Bukan begitu mas, sejujurnya aku sudah menikah heheheeh.”


Artikel : Pagishare.blogspot.com

Share this post