Recent Posts

    Blue Film Berbalut Animasi

    BLUE FILM berbalut ANIMASI
    =========================
     By Iin Ariana

    Suatu hari saya di kejutkan oleh kenyataan yang terjadi di hadapan mata saya sendiri saat tengah menunggu antrian untuk konseling dengan seorang psikolog yang kebetulan teman saya juga. Sebutlah namanya Rio, seorang anak lelaki berusia enam tahun yang tengah asyik menonton film berbentuk animasi tokoh naruto atau baruto kah namanya, entahlah saya tak bisa membedakan nama tokohnya itu lengkap dengan bahasa asli negri sakura.
    Sepintas memang tak ada yang salah dengan apa yang tengah di tontonnya. Animasi laga ala ninja dengan jurus seribu bayangannya itu begitu memukaunya hingga dia begitu asyik konsen menontonnya hingga membelalakan mata dan ekspresi mulut terkesima. Awalnya saya pun tak curiga hingga akhirnya saya perhatikan ada yang salah dengan gestur tubuhnya. Perlahan saya beringsut ke belakang tempatnya duduk lalu mengintip apa yang tengah di tontonnya saat itu.
    Kecurigaan saya terbukti, yang di tontonnya benar animasi, namun animasi bertokoh naruto yang sedang bermain menunggang kuda pacu di atas matras dengan dua tokoh wanita yang entah siapa namanya tengah melalukan foreplay tanpa busana. Sontak saya berdiri karena kaget, bagaimana mungkin anak sekecil ini bahkan sudah di suguhi tontonan menjijikan tanpa ada yang menyadari racun yang tengah mengalir dan tersimpan dalam syaraf di otak masa emasnya, kemana orang tua nya, se masa bodoh itu kah mereka dalam masa tumbuh kembang anaknya hingga tak memperhatikan dan mengawasi apa yang tengah anak mereka kerjakan tiap harinya?
    Tak lama kemudian ibunya Rio datang dan duduk di sebelahnya, namun pandangan dan jemarinya sibuk dengan gawai mahal yang konon bisa menghasilkan omset hingga ratusan juta di tangannya. Tak di sadarinya anak nya tengah menghimpun racun dalam otak yang akan menjadi bom waktu jika tak segera di non aktifkan.
    "Hallo, mau ke dr mana jeng? Kenalin saya Iin,"kataku mencoba membuka percakapan.
    "Iya, saya Evalina. Mau ketemu dokter Kinanti, mungkin sebentar lagi giliran saya,"jawabnya sambil tersenyum kilat.
    "Siapa yang perlu konsul jeng?"tanyaku lagi
    "Maaf bukan urusan anda jeng, siapa anda kepo dengan hidup saya!"ujarnya kesal.
    Sayapun akhirnya meminta maaf padanya, padahal tadinya saya mau memberi tahu apa yang tengah di tonton anaknya itu. Ya sudahlah memang bukan urusan saya, anak pun bukan anak saya, dan sepertinya si ibu tidak akan terina jika kita beri tahu kebenaran soal anaknya.
    Bu.....sekarang ini kita tengah hidup di titik yang mungkin mendekati akhir jaman. Anak - anak yang kini tengah kita asuh, didik atau baru saja kita lahirkan kelak akan menjalani hidup yang tekanan nya jauh lebih berat dari apa yang kita alami sekarang. Tugas kita semakin berat dalam menanamkan iman dan budi pekerti agar bisa membentengi mereka dari mata jahat yang mengintai di sekitar kita.
    Lihatlah keluar, betapa banyak anak yang jadi korban para pedofil, baik lelaki atau pun perempuan bahkan hingga kehilangan nyawa akibat pendarahan. Ada anak di bawah umur yang tengah hamil akibat bermain pengantin dengan teman sebayanya yang mirisnya disaksikan oleh teman lainnya. Ada juga yang berpacaran hingga kebablasan padahal mereka baru duduk di bangku sekolah dasar, dan banyak lagi kisah lainnya di luaran sana yang mencekam buat kita sebagai orang tua.
    Di usia remaja, banyak yang menjalani free sex, menjadi lagibete, membalas dendam atas pencabulan di masa lalu, membuat grup yang isinya bisa sangat menjijikkan bahkan bertukar film segala. Akibatnya ada beberapa pelajar yang menjadi gigolo, gadis bisa pakai, dan berakhir dengan mengidap HIV, kanker serviks, hamil di luar nikah, pembunuhan dan lain sebagainya.
    Selain karna semakin canggih nya gawai yang mereka pegang dan di dukung jumlah kuota serta wifi yang mudah mereka akses, ketidak pedulian kita dan longgar nya pengawasan kita lah yang menjadi salah satu asbab kenapa kita bisa kecolongan. Tanpa kita sadari, perlahan namun pasti peran kita sebagai orang tua telah teralihkan pada gawai yang sejatinya adalah alat komunikasi di kala tengah berjauhan bukan saat berada dalam satu ruangan yang di sebut rumah.
    Kapan terakhir kali anda kumpul bersama, bercanda, bermain, berbincang, bersentuhan skin by skin dengan putra - putri tercinta?
    Kapan terakhir kali kalian membangun ikatan dan hubungan layaknya sahabat dengan mereka?
    Kapan terakhir kali kalian tahu prestasi apa yang telah mereka raih di sekolah, memuji, merangkul, dan memeluk mereka sebagai bentuk penghargaan anda pada mereka?
    Tidakkah anda terlalu sibuk dengan pekerjaan di kantor berlanjut sibuk dengan gawai anda di rumah bahkan di hari libur pun raga bersama mereka namun jiwa entah dimana, tercecer di dalam gawai yang nyaris tak lepas dari genggaman.
    Ayah, bunda, maksud kalian memberikan gawai pada buah hati tentu agar bisa terus memantau mereka bukan? Ibarat mata uang yang memiliki dua mata sisi, gawai canggih yang kalian berikan itu pun memiliki dua sisi. Mudhorat dan manfaat, tergantung dari si pemakainya. Selama ini gawai yang anda berikan berguna untuk mempermudah komunikasi dan mengetahui keberadaan mereka via telephone namun anda lupa memantau apa saja isi dari gawai itu.
    Cobalah membunuh tanpa menyentuh, sehingga mereka tak menyadari kita tahu semua yang terjadi dan tengah di lakukan mereka dengan gawai yang kita berikan.
    Caranya, gunakan email kita sebagai email yang aktif di gunakan oleh mereka, dengan begitu kita bisa memantau apa saja yang mereka tonton dan baca di you tube, instagram atau sosmed lainnya. Gunakan aplikasi untuk menyadap wa jika mereka menggunakan wa. Karna selain bisa menyadap wa suami yang kita curigai main ulat bulu, bisa di gunakan untuk menyadap percakapan anak kita juga demi rasa tenang dan tahu apa yang tengah dia pikirkan. Di usia remaja biasanya anak lebih cenderung tak ingin privacy nya kita masuki.
    Di lingkungan sekolah, ada baiknya jika rutin melakukan razia handphone, atau ada baiknya hanya memperbolehkan membawa yang jadul saja. Adakan bimbingan dan konsultasi bekerja sama dengan pihak terkait seperti dinas kesehatan dan kepolisian terkait maraknya free sex, lsl, reproduksi, demi menghindari mariage by accident.
    Selama di rumah, saat bersama mereka, letakkan gawai kalian. Fokuskan pada mereka, bantu mereka memahami pelajaran, dengarkan curhatan mereka, ajak dan libatkan mereka dalam diskusi ringan dan jika anda muslim, tegakkan berjamaah maghrib berlanjut mengaji dan berjamaah isya. Bukankah anda imam yang harus membimbing dan membawa makmum menjauhi siksa neraka?
    Mainkan peran anda sebagai orang tua sebagai mana seharusnya anda berperan. Hidup hanya sementara namun akherat akan kekal di dalamnya, jangan mendzolimi anak dengan mengacuhkan mereka hingga menyepelekan pendidikan agama dalam kehidupan. Akan tiba masanya dimana mereka akan menuntut anda sebagai orang tua karena melalaikan ilmu agama.
    Semoga ada ibroh yang bisa di ambil oleh sahabat sekalian.😊😊😊



    Blue Film Berbalut Animasi
    Ilustrasi: Pinterest

    0 Response to "Blue Film Berbalut Animasi"

    Post a Comment

    Iklan Atas Artikel

    Iklan Tengah Artikel 1

    Iklan Tengah Artikel 2

    Iklan Bawah Artikel